Pemahaman terhadap tingkah laku
manusia adalah kajian utama dalam ilmu psikologi. Berkaitan dengan hal
tersebut, berbagai metode biasa dipilih untuk
mendapatkan gambaran tingkah laku dan latar belakang mengapa tingkah
laku tersebut muncul pada diri seseorang. Psikodiagnostik adalah metode utama
dalam bidang ilmu Psikologi untuk mencari pengertian tentang tingkah laku
manusia dalam kondisi normal maupun abnormal. Pemahaman terhadap tingkah laku
manusia bukanlah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan pengetahuan dan
keterampilan terutama dalam mengintepretasikan hasil tes Psikologi yang biasa digunakan untuk memahami tingkah laku seseorang atau lebih jauh untuk menegakkan suatu diagnosa.
keterampilan terutama dalam mengintepretasikan hasil tes Psikologi yang biasa digunakan untuk memahami tingkah laku seseorang atau lebih jauh untuk menegakkan suatu diagnosa.
Janis (1969), mengungkapkan bahwa
didalam psikodiagnostika terdapat proses formal yang umum digunakan. Proses
formal meliputi segala kegiatan sistematis dan terarah dalam proses asesmen,
dengan kendali yang cukup ketat atas situasi asesmennya, sehingga diperoleh
data yang objektif tentang seorang individu. Proses ini dinilai lebih objektif
dibandingkan dengan proses informal yang memiliki banyak kelemahan dan hanya
mengandalkan intuisi saja.
Selanjutnya, ada berbagai macam
metode yang biasa digunakan oleh para psikolog klinis untuk memahami
kepribadian seseorang. Metode tersebut diantaranya adalah metode proyektif
(menggunakan tes yang tidak berstruktur), metode objektif (menggunakan tes yang
bestruktur), metode interview dan metode observasi. Namun 2 pendekatan utama
yang digunakan para psikoog klinis untuk memahami kepribadian seseorang aalah
metode proyektif dan metode objektif. Metode proyektif dikembangkan dari perspektif teoritis
yang menganggap karakteristik psikodinamika sebagai inti dari kepribadian
(seperti yang dikemukan oleh teori psikoanalisa). Pada dasarnya dalam metode
ini, seseorang harus memberikan respon terhadap stimulus baru, ambigu dengan
instruksi sederhana. Tes Rorschach adalah salah satu tes proyeksi yang masih
sering digunakan oleh para psikolog klinis didalam memahami kepribadian seseorang.
Tes ini dianggap mampu menggali kepribadian seseorang secara mendalam termasuk kehidupan emosi yang mewarnai tingkah lakunya.
Sebenarnya, aspek emosi dapat
tergali dari berbagai macam tes, diantaranya melalui tes Pauli. Tes Pauli
menggali aspek-aspek psikologis dari seseorang selama bekerja-terutama aspek
motivasi dan emosi. Aspek emosi menjadi salah satu faktor yang mewarnai sikap
kerja seseorang dalam konteks kerja. Bagaimana ia dapat mengendalikan perasaan
dan suasana hatinya selama bekerja dapat terlihat dari hasil tes Pauli ini. Tes ini
seringkali dilakukan dalam suatu rangkaian pemeriksaan psikologi. Tes Pauli diciptakan oleh: Richard
Pauli. Tes Pauli merupakan penyempurnaan dari tes Kraeplin. Prinsip utama
dari tes Pauli adalah tiap manusia itu mampu
belajar dan berlatih. Meskipun tes Pauli banyak mengukur sikap kerja
namun tes Pauli tetap digolongkan tes kepribadian karena unsur yang paling kuat
dalam tes Pauli adalah kemauan. Mau merupakan unsur dari watak/karakter/
kepribadian seseorang. Dan masalah kepribadian tidak lain adalah merupakan
masalah dinamika motif.
Latar belakang munculnya tes Pauli
adalah: seorang psikolog mengamati gejala yang tampak. Dari sini timbul
pertanyaan, apa yang terjadi bila seseorang melakukan suatu kegiatan yang
berlanjut dan terus menerus? Ternyata terjadi bermacam-macam, antara lain
perasaan kesal (mengarah kepada jiwa), lelah (mengarah kepada jasmani), jenuh,
tegang dan sebagainya.
Aspek Emosi yang Tergali dari Tes Pauli
Ada hal lain yang sangat berperan
dalam bekerja yaitu faktor emosi yang mewarnai seseorang dalam bekerja.
Seseorang yang bekerja akan selalu disertai oleh emosinya. Emosi ini adalah
perasaan yang mewarnai tingkah laku seseorang. Perasaan sebagai salah satu
fungsi psikis yang penting, dapat menyertai suatu kegiatan dalam situasi khusus
serta berhubungan dengan adanya kesan setelah kegiatan. Ini berarti bahwa
sebelum seseorang melakukan kegiatan tertentu terdapat perasaan yang mendorong
kemauannya. Perasaan bisa menjadi sumber daya, bisa juga sumber gangguan dari
pengendalian dirinya. Perasaan kadang-kadang bisa dikendalikan atau paling
tidak bisa dipengaruhi oleh intelektual dan sebaliknya.
Tampak bahwa peranan kemampuan
tangan (terutama jari) untuk menuliskan jawaban pada lembar kertas tes sangat
menentukan hasil kerja yang dicapainya. Pada tes ini terjadi proses yang
kompleks. Kedua angka yang diterima oleh mata dimaknakan, lalu subjek mengambil
keputusan (berupa hasil penjumlahan). Kemudian subjek harus melakukan kegiatan
psikis tertentu (berpikir) agar hasil dari penjumlahan yang telah diketahui
dapat diamati. Ia melakukan aktivitas motorik dengan cara mengirimkan informasi
mengenai angka yang dimaksudkan menuju tangan agar menuliskan angka tertentu.
Aspek emosi ini di dalam tes
Pauli dapat dilihat dari nilai simpangan. Yang dimaksud dengan nilai simpangan
adalah perbandingan jumlah rata-rata penyimpangan per kurun waktu terhadap
jumlah rata-rata per kurun waktu, karena yang dihitung hanya 16 kurun waktu, jadi
dibandingkan dengan 20. Perhitungan simpangan didapat dari perhitungan selisih
antara grafik dasar dengan grafik rata-rata yang hasilnya merupakan bilangan
mutlak dan ditulis diatas tiap kolom. Perhitungan ini dilakukan mulai dari
kolom 3 sampai kolom 18, kemudian untuk mendapatkan presentase simpangan total
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
% penyimpangan = rata-rata penyimpangan / 3 menit x
100 rata-rata prestasi / 3 menit
Mengapa terjadi penyimpangan?
Lazimnya karena ada pengaruh emosi didalam bekerja. Misalnya orang yang
bersemangat-jumlahnya tentu besar- tetapi tiba-tiba terpengaruh suasana hati
sehingga terjadi fluktuasi dalam jumlah pada beberapa kurun waktu.
Simpangan
terjadi karena adanya rangsang atau
gangguan emosional dan ini kadang-kadang
dapat diatasi atau tidak dapat
diatasi sama sekali. Semakin besar
persentase simpangan, makin besar perasaan dan emosi mempengaruhi dalam
bekerja- hal ini ekuivalen dengan perasaan besar tetapi kemauan kecil. Oleh
sebab itu interpretasi simpangan selalu dikaitkan dengan jumlah, sebab simpangan besar dikaitkan dengan jumlah yang besar akan berbeda
hasilnya dengan simpangan yang sama dengan jumlah yang kecil.
Dapat dikatakan bahwa dalam tes Pauli yang dilihat adalah
hasil karyanya yaitu: Performance = ability x motivation
Tujuan Tes Pauli
Tes Pauli bertujuan
untuk melihat hasil kerja yang dipengaruhi oleh: daya
tahan, ketekunan, dan ketelitian. Hasil kerja merupakan fungsi
dari motivasi dan kemampuan.
·
Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan.
·
Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif
berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum,
dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting.
Dalam konteks tes Pauli, kepribadian
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Mampu belajar/ dilatih
2.
Bisa terangsang/ tergerakkan/ tertarik
3.
Bisa capai/ jenuh
Seseorang bisa mencapai/menghasilkan
sesuatu dengan melakukan kegiatan-kegiatan/ bekerja. Dalam suatu kerja selain
dibutuhkan kemauan juga harus didukung oleh faktor stabilitas emosi dan
ketahanan dalam bekerja.
·
Unsur sasaran kerja/ tujuan → hasil kerja. Dilihat
dari kualitas dan kuantitas
·
Unsur jalan yang ditempuh untuk mencapai hasil kerja.
Dilihat dari simpangan/ fluktuasi, tanjakan dan titik puncak
Tujuan dari tes ini adalah mengumpulkan berbagai data
berupa:
·
Daya tahan atau keuletan
·
Kemauan atau kehendak individu
·
Emosionalitas
·
Daya tahan untuk menyesuaikan diri
·
Stabilitas
Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi
prestasi yang dicapai seseorang individu. Selain itu ada faktor-faktor lain
yang mempengaruhi achievement peserta, diantaranya:
·
Faktor fisik, yaitu kondisi badan kita pada pada saat
tes
·
Faktor psikis, yaitu keadaan jiwa kita pada saat tes
Pengaruh faktor-faktor tersebut
berkaitan erat dengan fase perkembangan yang sedang dilalui seseorang, sebab
keterkaitan dan dominasi faktor-faktor itu mempunyai kondisi yang tidak sama
pada fase perkembangan yang berbeda.
Aspek Tes
Pauli
Tes Pauli menggunakan enam
aspek untuk
mengungkap potensi kerja yang digunakan yaitu:
a.
Energi Psikis (Jml): Energi psikis mengungkap besarnya
potensi energi kerja, terutama ketika dibawah tekanan.
b.
Ketelitian dan Tanggungjawab (Be): Ketelitian
dan tanggungjawab menunjukkan adanya kesediaan bertanggungjawab, teliti,
kepedulian, akan tetapi dapat berarti pula mudah dipengaruhi, labil, kurang
waspada.
c.
Kehati-hatian (Sa): Kehati-hatian menunjukkan adanya
kecermatan, hati-hati, konsentrasi, kesiagaan dan kemantapan kerja terhadap
pengaruh tekanan.
d.
Pengendalian Perasaan (Si):
Pengendalian perasaan menunjukkan adanya ketenangan, penyesuaian diri,
keseimbangan dan sebaliknya dapat berarti menggambarkan penuh temperamen, mudah
terangsang, dan cenderung egosentris.
e.
Dorongan Berprestasi (Ti): Dorongan
berprestasi menggambarkan kesediaan dan kemampuan berprestasi, serta kemauan
untuk mengembangkan diri.
f.
Vitalitas dan Perencanaan (TP): Vitalitas
dan perencanaan menunjukkan ambisi untuk mengarahkan diri, dan mengatur
kemampuan dalam mengatur tempo dan irama kerja.
Ciri-Ciri Tes Pauli
·
Penjumlahan 2 angka berdekatan terus-menerus dari atas
ke bawah
·
Yang ditulis angka satuan
·
Hasil penjumlahan itu tidak dijumlahkan dengan angka
berikutnya
·
Pada waktu-waktu tertentu dibubuhkan tanda coret di
bawah hasil penjumlahan
·
Kalau salah dibetulkan dengan cara mencoret
angka/hasil yang salah, lalu menulis angka yang benar di samping angka yang
salah
·
Kalau satu lajur terlewat, tidak perlu
dihiraukan,lanjutkan pada lajur berikutnya, alasannya agar tidak mengacaukan
pencatatan
Waktu yang Dibutuhkan Mengerjakan Tes Pauli
Waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan tes Pauli ini adalah 60 menit dengan kurun waktu per 3 menit. Jadi
semuanya ada 20 kurun waktu.
Dalam waktu satu jam lamanya, subjek
diberikan waktu yang cukup untuk dapat menyesuaikan diri dan memindahkan
dirinya, sampai pada kemampuan sebenarnya ditampilkan sejelas-jelasnya.
Pengalaman menunjukkan bahwa waktu sepuluh menit sampai dua puluh menit pertama
belum mendapat sesuatu gambaran yang sebenarnya atau bukan representasi
sesungguhnya dari subjek. Dengan waktu yang lama menjadikan representasi subjek
sesungguhnya dapat terlihat profil kepribadiannya.
Administras Tes Pauli
PERSIAPAN
·
Meja yang rata
·
Pensil HB (bersegi enam, 2 pensil)
·
Pencahayaan, ventilasi, tenang
·
Stopwatch
·
Menulis contoh Pauli di papan tulis
·
Membagikan lembar tes dengan isian identitas di
sebelah atas
INSTRUKSI
·
Kepada saudara telah dibagikan lembar tes. Ambillah
lembar tersebut dan isilah dengan bolpen: nomor pemeriksaan, nama, tgl lahir
dan tgl pemeriksaan, jam
·
Jika sudah selesai, letakkan alat tulis saudara dan
perhatikan ke depan. Kita lihat lembar tes ini penuh tercetak angka-angka
(tunjukkan lembar jawaban)
·
Tugas saudara adalah sangat sederhana, yaitu menjumlah!
Namun cara menjumlahnya istimewa, yang nanti akan saya tunjukkan di papan
tulis.
·
Jumlahkan setiap angka dengan angka di bawahnya, dan
hasilnya harus dituliskan di sebelah kanan di antara kedua angka yang saudara
jumlahkan itu.
·
Angka puluhan HARUS DIBUANG. Lihatlah ke papan
tulis (contohkan)
·
Pada saat saudara menjumlahkan angka-angka ini, pada waktu-waktu
tertentu akan terdengar aba-aba GARIS! Pada setiap aba-aba GARIS, maka
saudara harus memberi garis di bawah angka hasil penjumlahan terakhir yang pada
waktu itu sedang saudara tulis, dan meneruskan penjumlahan saudara sampai
terdengar aba-aba BERHENTI!
·
Andaikan saudara sampai pada akhir lembar
ini….(tunjukkan akhir lembar depan)…maka masih tersedia angka-angka di lembar
belakangnya.Lembar ini dicetak istimewa, sehingga cara membaliknya juga
istimewa seperti ini (contohkan)
·
Pekerjaan ini harus dilakukan secepat-cepatnya
·
Untuk pekerjaan ini sebaiknya jangan ada benda-benda
yang menghalangi di meja saudara, dan aturlah cara duduk saudara agar merasa
nyaman.
·
Apakah ada pertanyaan?
·
Jika tidak ada, sekali lagi kami ingatkan untuk
melakukan pekerjaan ini secepat-cepatnya.
·
Ambillah pensil saudara. Letakkan pensil saudara di
antara dua angka pertama. SIAP…….MULAI
SKORING TES PAULI
Mencari Parit
·
Gunakan bolpen merah
·
Cari kolom yang terlewat dan buat coretan ke bawah
sepanjang kolom tersebut
·
Parit tidak dimasukkan dalam menghitung jumlah
Menghitung Garis
·
Gunakan bolpen merah
·
Cari 20 buah garis yang dibuat subjek (jumlah garis
harus 20, termasuk garis berhenti)
·
Buat coretan di dekat tiap garis (garis subjek jangan
ditimpa)
·
Jika ada penjumlahan yang terlewat di dekat garis
berilah tanda “√”
Menghitung Jumlah
·
Gunakan bolpen biru
·
Jumlahkan seluruh kolom yang telah selesai penuh
terlebih dahulu (tiap kolom= 50), kemudian tambahkan jumlah pada kolom paling
akhir (yang tidak terselesaikan penuh)
·
Jumlah di atas dikurangi: Parit (tiap parit mengurangi
50) & Jumlah penjumlahan yang terlewat (biasanya sekitar garis)
·
Tulis jumlah akhir pada kolom Jumlah (penempatannya
sesuai norma yang digunakan)
Jumlah
|
Salah
|
Dibetulkan
|
Penyimpangan
|
Tinggi
|
T.Puncak
|
3000↑
|
< 0,6%
|
< 0,7%
|
> 4%
|
> 53
|
< 10
|
2350-3000
|
0,6% -1,5%
|
0,7% - 2%
|
3%-4%
|
33 - 53
|
10 - 14
|
2350↓
|
> 2%
|
> 2%
|
< 3%
|
< 33
|
> 14
|
Menghitung jumlah tiap 3 menit
·
Gunakan bolpen biru
·
Jumlah 3 menit pertama: Hitung
jumlah kolom kelipatan 50 pada kolom sebelum garis ke-1. Tulis jumlah tersebut
pada kotak pertama (di bawah kotak yang diarsir), & Hitung jumlah yang
berada di atas garis ke-1, tulis hasilnya pada kotak di bawah kotak pertama
tadi
·
Jumlah 3 menit ke-2: Hitung
jumlah yang berada di BAWAH garis ke-1dengan cara mengurangi jumlah kolom itu
dengan jumlah kolom itu dengan jumlah yang ada di atas garis ke-1, tulis pada
kotak pertama berikutnya. Lanjutkan menghitung jumlah yang penuh pada
kolom-kolom sebelum garis ke-2. Hitung jumlah yang ada di atas garis ke-2 dan tulis
pada kotak ke-2 berikutnya.
·
Jumlah 3 menit ke-3 dst: Hitung sisa
pada kolom (jumlah yang ada di BAWAH garis ke-2), tulis hasilnya pada kotak
pertama berikutnya dan lanjutkan dengan langkah yang sama sampai pada garis
ke-20
Membuat Grafik
Membuat Grafik Pertama
·
Dibuat dengan pensil
·
Sesuai kisaran jumlah tiap 3 menit, tulis bilangan
kelipatan 10 pada ordinat grafik dengan bolpen biru
·
Buat grafik berdasar jumlah 3 menitan (1-20)
Membuat grafik ketiga
·
Hubungkan 2 titik pertemuan antara grafik ke-1 dengan
2 garis tegak paling tipis yang mengapit garis tegak paling tebal (yang
bertanda !)
·
Buatlah tanda persilangan garis itu pada garis tegak
paling tebal pertama dengan pensil
·
Lakukan kembali langkah pertama dan kedua pada 4 garis
tebal berikutnya sehingga ditemukan 5 buah titik silang pada garis tegak paling
tebal
·
Hubungkan kelima titik silang tersebut sehingga
didapatkan grafik ketiga. Warna untuk grafik ketiga: Anak (0-100)= merah;
remaja (50-150)= hijau; dewasa normal (100-200)= biru; dewasa istimewa
(150-250)= hitam
Menghitung Mean
·
Rumus: jumlah prestasi : 20
·
Cantumkan rata-rata itu pada grafik dengan membuat
garis dari 3 menit ke-19 sampai ke-20 dengan bolpen sesuai warna grafik
ke-3
·
Tuliskan bilangan rata-rata itu di sebelah kanan garis
yang dibuat
Menghitung Tinggi
·
Gunakan bolpen biru
·
Cari jumlah tiap tiga menit yang tertinggi, beri tanda
↑ di bawahnya
·
Cari jumlah tiap tiga menit yang terendah, beri tanda
↓ di bawahnya
·
Kurangkan jumlah tertinggi dengan jumlah terendah,
tulis hasilnya pada kolom tinggi sesuai norma
Menentukan tempat puncak
·
Gunakan bolpen biru
·
Jumlah tiga menit tertinggi merupakan puncak
prestasi
·
Carilah pada 3 menit yang keberapa puncak itu terjadi
(lihat angka 1-20 di atas grafik)
·
Tulis puncak itu pada kolom tempat puncak sesuai
norma
·
Jika terdapat lebih dari 1 puncak, semua puncak harus
dituliskan pada tempatnya sesuai norma
Menghitung penyimpangan
·
Gunakan bolpen biru
·
Hitung hanya pada kolom ke-3 sampai ke-18
·
Cari selisih antara grafik dasar (warna biru/ hitam
untuk dewasa) dengan grafik rata-rata (warna merah). Hasil merupakan bilangan
mutlak dan tulis di atas tiap kolom.
·
Cari rata-rata simpangan
∑
simpangan
Si = ----------------------- x
100%
16 x rerata
Menghitung kesalahan
·
Gunakan bolpen biru
·
Yang dihitung adalah kesalahan yang terjadi pada kolom
ke-13 sampai ke-20
·
Rumus:
∑salah
Sa = --------- X 100%
400
·
Tulis hasilnya pada kolom kesalahan sesuai norma
·
Jika jumlah prestasi ≥ 4000 hitung juga kesalahan pada
kolom 39 & 40
·
Rumus
∑salah
Sa = --------- X 100%
100
Menghitung pembetulan
·
Gunakan bolpen biru
·
Yang dihitung hanya pembetulan yang dilakukan pada
kolom ke-13 sampai ke-20
·
Rumus
∑dibetulkan
Dib = ---------------- X 100%
400
·
Tulis hasilnya di kolom pembetulan sesuai norma
INTERPRETASI/DIAGNOSIS TES PAULI
·
Kesiap-siagaan: titik awal
·
Penyesuaian diri : jumlah keseluruhan/grafik
keseluruhan
·
Stabilitas emosi : penyimpangan
·
Daya tahan : jumlah keseluruhan/jalannya grafik scr
keseluruhan
·
Energi kerja : jumlah keseluruhan
·
Ketelitian : jumlah kesalahan/jumlah pembetulan
·
Konsentrasi : jumlah keseluruhan/jumlah kesalahan
& pembetulan
·
Kemauan : jumlah keseluruhan/jalannya grafik atau
ketinggian (kalo hasilnya dibawah)
·
Pengarahan energi kerja : titik akhir harus lebih
tinggi dari titik awal
Pedoman Menafsirkan Tes Pauli
·
Mula-mula tetapkan dulu taraf Pauli (jumlah dan
grafiknya)
·
Kemudian interpretasikan dari grafik, bergerak dari
kiri ke kanan
·
Setelah itu mulai dari aspek yang menonjol dari subjek
atau ciri khas subjek
Menetapkan Taraf Pauli
·
Taraf Pauli dilihat dari jumlah total dan bentuk
grafik
·
Jumlah menunjukkan kesediaan kerja dan potensi yang
dimiliki
·
Grafik menunjukkan kualitas kerja, yaitu bgmn
penyebaran tenaganya (daya tahan) terlihat dari menanjak atau tidaknya pada
kurun waktu selanjutnya
Taraf Pauli atau Taraf Keseluruhan
·
Baik (++): Jumlah besar (rata-rata ke atas) --- Grafik
menanjak
·
Buruk (--): Jumlah kecil di bawah rata-rata --- Grafik
lebih banyak menurun atau campuran (cenderung ke arah buruk)
·
(+-) dan (-+): Bila grafik atau jumlahnya negatif,
maka diinterpretasikan secara terpisah antara jumlah dan grafik. Hati-hati
terhadap kontraindikasi!
Kebermaknaan dan Keuntungan Tes Pauli
Tes PauIi mempunyai makna yang penting karena :
a.
Tes Pauli merupakan alat diagnostik yang dapat
dipercaya untuk memeriksa batas-batas perbedaan individu.
b.
Tes Pauli dapat untuk mendiagnosis perbedaan
kostitutif. Hal itu antara lain didapat dari hasil pemeriksaan yang menggunakan
tes Pauli. Hasil itu antara lain menunjukkan bahwa daya tahan wanita lebih
besar dari pria, keajegan prestasi orang desa lebih tinggi dari orang kota, dan
sebagainya. Hal-hal tersebut juga menunjukkan bahwa tes Pauli bisa dimamfaatkan
untuk pemahaman psikologi sosial.
c.
Tes pauli merupakan usaha pemeriksaan prestasi yang
cukup baik.
d.
Tes Pauli dapat digunakan untuk orang yang menderita
luka/gangguan diotak, misal terkena tembakan dikepala. Hasilnya menunjukkan
bahwa luka pada “parietal” dan “frontal” menunjukkan kurangnya prestasi yang
besar, sedang luka pada “occipital” menunjukkan kurangnya prestasi yang tak
terlalu besar (paling minimal).
e.
Tes Pauli dapat digunakan sebagai metode untuk
mengetahui pengaruh peransangan dari luar (misal narkotika).
f.
Tes Pauli dapat digunakan sebagai diagnostik untuk
mendeteksi anak-anak yang sukar dididik. Pada tes itu terdapat kurve dengan
bentuk-bentuk tertentu untuk mereka yang terhambat perkembangannya. Untuk
mereka yang tidak mempunyai pendirian (Hatloso) dan mereka yang lemah diri.
g.
Tes pauli ini digunakan sebagai metode pemeriksaan
untuk orang yang buta meskipun prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang
normal berkurang, akan tetapi prestasi individuil masih terlihat didalam tes
sebagai prestasi orang yang normal.
h.
Tes Pauli digunakan sebagai dasar tipologi
kepribadian.
i.
Tes Pauli ialah suatu metode experimental untuk mendapat
pengaruh sikap kerja terhadap prestasi kerja.
j.
Tes Pauli merupakan alat pembantu experimental yang
menjadi dasar untuk diagnostik karakterologi.
Salah satu segi keuntungan dari tes
pauli adalah menghilangkan variabel penting yang biasanya dapat disembunyikan
atau pura-pura (faking) dari subjek misal : sifat malu-malu, yang
biasanya sukar dihindari, pada tes ini tidak begitu berpengaruh pada
percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Semenatra
kelemahan tes ini adalah membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 60
menit dan tes ini tidak cocok untuk testi yang tidak bisa berhitung.
Penutup
Meskipun
tes Pauli banyak mengukur sikap kerja namun tes Pauli tetap digolongkan tes
kepribadian karena unsur yang paling kuat dalam tes Pauli adalah kemauan. Tes
Pauli bertujuan untuk melihat hasil kerja yang dipengaruhi oleh: daya tahan,
ketekunan, dan ketelitian. Hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan
kemampuan. Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan
kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual,
pengendalian diri secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting.
Seseorang bisa mencapai/ menghasilkan sesuatu dengan melakukan
kegiatan-kegiatan/ bekerjadalam suatu kerja selain dibutuhkan kemauan juga
harus didukung oleh faktor stabilitas emosi dan ketahanan dalam bekerja.
2 komentar:
ribet banget bahasanya bang, pusing
Posting Komentar