Selamat Datang Di Blog Iseng Kaum Kusam

Sabtu, 01 Maret 2014

TES PAULI






Pemahaman terhadap tingkah laku manusia adalah kajian utama dalam ilmu psikologi. Berkaitan dengan hal tersebut, berbagai metode biasa dipilih untuk mendapatkan gambaran tingkah laku dan latar belakang mengapa tingkah laku tersebut muncul pada diri seseorang. Psikodiagnostik adalah metode utama dalam bidang ilmu Psikologi untuk mencari pengertian tentang tingkah laku manusia dalam kondisi normal maupun abnormal. Pemahaman terhadap tingkah laku manusia bukanlah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan pengetahuan dan
keterampilan terutama dalam mengintepretasikan hasil tes Psikologi yang biasa digunakan untuk memahami tingkah laku seseorang atau lebih jauh untuk menegakkan suatu diagnosa.
Janis (1969), mengungkapkan bahwa didalam psikodiagnostika terdapat proses formal yang umum digunakan. Proses formal meliputi segala kegiatan sistematis dan terarah dalam proses asesmen, dengan kendali yang cukup ketat atas situasi asesmennya, sehingga diperoleh data yang objektif tentang seorang individu. Proses ini dinilai lebih objektif dibandingkan dengan proses informal yang memiliki banyak kelemahan dan hanya mengandalkan intuisi saja. 
Selanjutnya, ada berbagai macam metode yang biasa digunakan oleh para psikolog klinis untuk memahami kepribadian seseorang. Metode tersebut diantaranya adalah metode proyektif (menggunakan tes yang tidak berstruktur), metode objektif (menggunakan tes yang bestruktur), metode interview dan metode observasi. Namun 2 pendekatan utama yang digunakan para psikoog klinis untuk memahami kepribadian seseorang aalah metode proyektif dan metode objektif. Metode proyektif dikembangkan dari perspektif teoritis yang menganggap karakteristik psikodinamika sebagai inti dari kepribadian (seperti yang dikemukan oleh teori psikoanalisa). Pada dasarnya dalam metode ini, seseorang harus memberikan respon terhadap stimulus baru, ambigu dengan instruksi sederhana. Tes Rorschach adalah salah satu tes proyeksi yang masih sering digunakan oleh para psikolog klinis didalam memahami kepribadian seseorang. Tes ini dianggap mampu menggali kepribadian seseorang secara mendalam termasuk kehidupan emosi yang mewarnai tingkah lakunya.

Sebenarnya, aspek emosi dapat tergali dari berbagai macam tes, diantaranya melalui tes Pauli. Tes Pauli menggali aspek-aspek psikologis dari seseorang selama bekerja-terutama aspek motivasi dan emosi. Aspek emosi menjadi salah satu faktor yang mewarnai sikap kerja seseorang dalam konteks kerja. Bagaimana ia dapat mengendalikan perasaan dan suasana hatinya selama bekerja dapat terlihat dari hasil tes Pauli ini. Tes ini seringkali dilakukan dalam suatu rangkaian pemeriksaan psikologi. Tes Pauli diciptakan oleh: Richard Pauli. Tes Pauli merupakan penyempurnaan dari tes Kraeplin. Prinsip utama dari tes Pauli adalah tiap manusia itu mampu belajar dan berlatih. Meskipun tes Pauli banyak mengukur sikap kerja namun tes Pauli tetap digolongkan tes kepribadian karena unsur yang paling kuat dalam tes Pauli adalah kemauan. Mau merupakan unsur dari watak/karakter/ kepribadian seseorang. Dan masalah kepribadian tidak lain adalah merupakan masalah dinamika motif.


Latar belakang munculnya tes Pauli adalah: seorang psikolog mengamati gejala yang tampak. Dari sini timbul pertanyaan, apa yang terjadi bila seseorang melakukan suatu kegiatan yang berlanjut dan terus menerus? Ternyata terjadi bermacam-macam, antara lain perasaan kesal (mengarah kepada jiwa), lelah (mengarah kepada jasmani), jenuh, tegang dan sebagainya.

Aspek Emosi yang Tergali dari Tes Pauli
Ada hal lain yang sangat berperan dalam bekerja yaitu faktor emosi yang mewarnai seseorang dalam bekerja. Seseorang yang bekerja akan selalu disertai oleh emosinya. Emosi ini adalah perasaan yang mewarnai tingkah laku seseorang. Perasaan sebagai salah satu fungsi psikis yang penting, dapat menyertai suatu kegiatan dalam situasi khusus serta berhubungan dengan adanya kesan setelah kegiatan. Ini berarti bahwa sebelum seseorang melakukan kegiatan tertentu terdapat perasaan yang mendorong kemauannya. Perasaan bisa menjadi sumber daya, bisa juga sumber gangguan dari pengendalian dirinya. Perasaan kadang-kadang bisa dikendalikan atau paling tidak bisa dipengaruhi oleh intelektual dan sebaliknya.
Tampak bahwa peranan kemampuan tangan (terutama jari) untuk menuliskan jawaban pada lembar kertas tes sangat menentukan hasil kerja yang dicapainya. Pada tes ini terjadi proses yang kompleks. Kedua angka yang diterima oleh mata dimaknakan, lalu subjek mengambil keputusan (berupa hasil penjumlahan). Kemudian subjek harus melakukan kegiatan psikis tertentu (berpikir) agar hasil dari penjumlahan yang telah diketahui dapat diamati. Ia melakukan aktivitas motorik dengan cara mengirimkan informasi mengenai angka yang dimaksudkan menuju tangan agar menuliskan angka tertentu.
Aspek emosi ini di dalam tes Pauli dapat dilihat dari nilai simpangan. Yang dimaksud dengan nilai simpangan adalah perbandingan jumlah rata-rata penyimpangan per kurun waktu terhadap jumlah rata-rata per kurun waktu, karena yang dihitung hanya 16 kurun waktu, jadi dibandingkan dengan 20. Perhitungan simpangan didapat dari perhitungan selisih antara grafik dasar dengan grafik rata-rata yang hasilnya merupakan bilangan mutlak dan ditulis diatas tiap kolom. Perhitungan ini dilakukan mulai dari kolom 3 sampai kolom 18, kemudian untuk mendapatkan presentase simpangan total dilakukan perhitungan sebagai berikut:
% penyimpangan = rata-rata penyimpangan / 3 menit x 100 rata-rata prestasi / 3 menit
Mengapa terjadi penyimpangan? Lazimnya karena ada pengaruh emosi didalam bekerja. Misalnya orang yang bersemangat-jumlahnya tentu besar- tetapi tiba-tiba terpengaruh suasana hati sehingga terjadi fluktuasi dalam jumlah pada beberapa kurun waktu.
Simpangan terjadi karena adanya rangsang atau gangguan emosional dan ini kadang-kadang dapat diatasi atau tidak dapat diatasi sama sekali. Semakin besar persentase simpangan, makin besar perasaan dan emosi mempengaruhi dalam bekerja- hal ini ekuivalen dengan perasaan besar tetapi kemauan kecil. Oleh sebab itu interpretasi simpangan selalu dikaitkan dengan jumlah, sebab simpangan besar dikaitkan dengan jumlah yang besar akan berbeda hasilnya dengan simpangan yang sama dengan jumlah yang kecil.
Dapat dikatakan bahwa dalam tes Pauli yang dilihat adalah hasil karyanya yaitu: Performance = ability x motivation

Tujuan Tes Pauli
Tes Pauli bertujuan untuk melihat hasil kerja yang dipengaruhi oleh: daya tahan, ketekunan, dan ketelitian.  Hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan.
·         Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan.
·         Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting.
Dalam konteks tes Pauli, kepribadian memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Mampu belajar/ dilatih
2.      Bisa terangsang/ tergerakkan/ tertarik
3.      Bisa capai/ jenuh
Seseorang bisa mencapai/menghasilkan sesuatu dengan melakukan kegiatan-kegiatan/ bekerja. Dalam suatu kerja selain dibutuhkan kemauan juga harus didukung oleh faktor stabilitas emosi dan ketahanan dalam bekerja.
·         Unsur sasaran kerja/ tujuan → hasil kerja. Dilihat dari kualitas dan kuantitas
·         Unsur jalan yang ditempuh untuk mencapai hasil kerja. Dilihat dari simpangan/ fluktuasi, tanjakan dan titik puncak
Tujuan dari tes ini adalah mengumpulkan berbagai data berupa:
·         Daya tahan atau keuletan
·          Kemauan atau kehendak individu
·          Emosionalitas
·          Daya tahan untuk menyesuaikan diri
·         Stabilitas
Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi prestasi yang dicapai seseorang individu. Selain itu ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi achievement peserta, diantaranya:
·         Faktor fisik, yaitu kondisi badan kita pada pada saat tes
·         Faktor psikis, yaitu keadaan jiwa kita pada saat tes
Pengaruh faktor-faktor tersebut berkaitan erat dengan fase perkembangan yang sedang dilalui seseorang, sebab keterkaitan dan dominasi faktor-faktor itu mempunyai kondisi yang tidak sama pada fase perkembangan yang berbeda.

Aspek Tes Pauli
Tes Pauli menggunakan enam aspek untuk mengungkap potensi kerja yang digunakan yaitu:
a.       Energi Psikis (Jml): Energi psikis mengungkap besarnya potensi energi kerja, terutama ketika dibawah tekanan.
b.      Ketelitian dan Tanggungjawab (Be): Ketelitian dan tanggungjawab menunjukkan adanya kesediaan bertanggungjawab, teliti, kepedulian, akan tetapi dapat berarti pula mudah dipengaruhi, labil, kurang waspada.
c.       Kehati-hatian (Sa): Kehati-hatian menunjukkan adanya kecermatan, hati-hati, konsentrasi, kesiagaan dan kemantapan kerja terhadap pengaruh tekanan.
d.      Pengendalian Perasaan (Si): Pengendalian perasaan menunjukkan adanya ketenangan, penyesuaian diri, keseimbangan dan sebaliknya dapat berarti menggambarkan penuh temperamen, mudah terangsang, dan cenderung egosentris.
e.       Dorongan Berprestasi (Ti): Dorongan berprestasi menggambarkan kesediaan dan kemampuan berprestasi, serta kemauan untuk mengembangkan diri.
f.       Vitalitas dan Perencanaan (TP): Vitalitas dan perencanaan menunjukkan ambisi untuk mengarahkan diri, dan mengatur kemampuan dalam mengatur tempo dan irama kerja.

Ciri-Ciri Tes Pauli 
·         Penjumlahan 2 angka berdekatan terus-menerus dari atas ke bawah
·         Yang ditulis angka satuan
·         Hasil penjumlahan itu tidak dijumlahkan dengan angka berikutnya
·         Pada waktu-waktu tertentu dibubuhkan tanda coret di bawah hasil penjumlahan 
·         Kalau salah dibetulkan dengan cara mencoret angka/hasil yang salah, lalu menulis angka yang benar di samping angka yang salah 
·         Kalau satu lajur terlewat, tidak perlu dihiraukan,lanjutkan pada lajur berikutnya, alasannya agar tidak mengacaukan pencatatan

Waktu yang Dibutuhkan Mengerjakan Tes Pauli
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tes Pauli ini adalah 60 menit dengan kurun waktu per 3 menit. Jadi semuanya ada 20 kurun waktu.
Dalam waktu satu jam lamanya, subjek diberikan waktu yang cukup untuk dapat menyesuaikan diri dan memindahkan dirinya, sampai pada kemampuan sebenarnya ditampilkan sejelas-jelasnya. Pengalaman menunjukkan bahwa waktu sepuluh menit sampai dua puluh menit pertama belum mendapat sesuatu gambaran yang sebenarnya atau bukan representasi sesungguhnya dari subjek. Dengan waktu yang lama menjadikan representasi subjek sesungguhnya dapat terlihat profil kepribadiannya.

Administras Tes Pauli
PERSIAPAN 
·         Meja yang rata 
·         Pensil HB (bersegi enam, 2 pensil)
·         Pencahayaan, ventilasi, tenang 
·         Stopwatch 
·         Menulis contoh Pauli di papan tulis 
·         Membagikan lembar tes dengan isian identitas di sebelah atas
INSTRUKSI 
·         Kepada saudara telah dibagikan lembar tes. Ambillah lembar tersebut dan isilah dengan bolpen: nomor pemeriksaan, nama, tgl lahir dan tgl pemeriksaan, jam
·         Jika sudah selesai, letakkan alat tulis saudara dan perhatikan ke depan. Kita lihat lembar tes ini penuh tercetak angka-angka (tunjukkan lembar jawaban) 
·         Tugas saudara adalah sangat sederhana, yaitu menjumlah! Namun cara menjumlahnya istimewa, yang nanti akan saya tunjukkan di papan tulis. 
·         Jumlahkan setiap angka dengan angka di bawahnya, dan hasilnya harus dituliskan di sebelah kanan di antara kedua angka yang saudara jumlahkan itu. 
·         Angka puluhan HARUS DIBUANG. Lihatlah ke papan tulis (contohkan) 
·         Pada saat saudara menjumlahkan angka-angka ini, pada waktu-waktu tertentu akan terdengar aba-aba GARIS! Pada setiap aba-aba GARIS, maka saudara harus memberi garis di bawah angka hasil penjumlahan terakhir yang pada waktu itu sedang saudara tulis, dan meneruskan penjumlahan saudara sampai terdengar aba-aba BERHENTI! 
·         Andaikan saudara sampai pada akhir lembar ini….(tunjukkan akhir lembar depan)…maka masih tersedia angka-angka di lembar belakangnya.Lembar ini dicetak istimewa, sehingga cara membaliknya juga istimewa seperti ini (contohkan)
·          Pekerjaan ini harus dilakukan secepat-cepatnya
·         Untuk pekerjaan ini sebaiknya jangan ada benda-benda yang menghalangi di meja saudara, dan aturlah cara duduk saudara agar merasa nyaman. 
·         Apakah ada pertanyaan? 
·         Jika tidak ada, sekali lagi kami ingatkan untuk melakukan pekerjaan ini secepat-cepatnya. 
·         Ambillah pensil saudara. Letakkan pensil saudara di antara dua angka pertama. SIAP…….MULAI

SKORING TES PAULI
Mencari Parit 
·         Gunakan bolpen merah 
·         Cari kolom yang terlewat dan buat coretan ke bawah sepanjang kolom tersebut 
·         Parit tidak dimasukkan dalam menghitung jumlah
Menghitung Garis
·         Gunakan bolpen merah 
·         Cari 20 buah garis yang dibuat subjek (jumlah garis harus 20, termasuk garis berhenti) 
·         Buat coretan di dekat tiap garis (garis subjek jangan ditimpa) 
·         Jika ada penjumlahan yang terlewat di dekat garis berilah tanda “√”
Menghitung Jumlah 
·         Gunakan bolpen biru 
·         Jumlahkan seluruh kolom yang telah selesai penuh terlebih dahulu (tiap kolom= 50), kemudian tambahkan jumlah pada kolom paling akhir (yang tidak terselesaikan penuh) 
·         Jumlah di atas dikurangi: Parit (tiap parit mengurangi 50) & Jumlah penjumlahan yang terlewat (biasanya sekitar garis) 
·         Tulis jumlah akhir pada kolom Jumlah (penempatannya sesuai norma yang digunakan)
Jumlah
Salah
Dibetulkan
Penyimpangan
Tinggi
T.Puncak
3000↑
< 0,6%
< 0,7%
> 4%
> 53
< 10
2350-3000
0,6% -1,5%
0,7% - 2%
3%-4%
33 - 53
10 - 14
2350↓
> 2%
> 2%
< 3%
< 33
> 14

Menghitung jumlah tiap 3 menit 
·         Gunakan bolpen biru 
·         Jumlah 3 menit pertama: Hitung jumlah kolom kelipatan 50 pada kolom sebelum garis ke-1. Tulis jumlah tersebut pada kotak pertama (di bawah kotak yang diarsir), & Hitung jumlah yang berada di atas garis ke-1, tulis hasilnya pada kotak di bawah kotak pertama tadi 
·         Jumlah 3 menit ke-2: Hitung jumlah yang berada di BAWAH garis ke-1dengan cara mengurangi jumlah kolom itu dengan jumlah kolom itu dengan jumlah yang ada di atas garis ke-1, tulis pada kotak pertama berikutnya. Lanjutkan menghitung jumlah yang penuh pada kolom-kolom sebelum garis ke-2. Hitung jumlah yang ada di atas garis ke-2 dan tulis pada kotak ke-2 berikutnya. 
·         Jumlah 3 menit ke-3 dst: Hitung sisa pada kolom (jumlah yang ada di BAWAH garis ke-2), tulis hasilnya pada kotak pertama berikutnya dan lanjutkan dengan langkah yang sama sampai pada garis ke-20

Membuat Grafik
Membuat Grafik Pertama 
·         Dibuat dengan pensil 
·         Sesuai kisaran jumlah tiap 3 menit, tulis bilangan kelipatan 10 pada ordinat grafik dengan bolpen biru 
·         Buat grafik berdasar jumlah 3 menitan (1-20)
Membuat grafik ketiga 
·         Hubungkan 2 titik pertemuan antara grafik ke-1 dengan 2 garis tegak paling tipis yang mengapit garis tegak paling tebal (yang bertanda !)
·         Buatlah tanda persilangan garis itu pada garis tegak paling tebal pertama dengan pensil
·         Lakukan kembali langkah pertama dan kedua pada 4 garis tebal berikutnya sehingga ditemukan 5 buah titik silang pada garis tegak paling tebal 
·         Hubungkan kelima titik silang tersebut sehingga didapatkan grafik ketiga. Warna untuk grafik ketiga: Anak (0-100)= merah; remaja (50-150)= hijau; dewasa normal (100-200)= biru; dewasa istimewa (150-250)= hitam
Menghitung Mean 
·         Rumus: jumlah prestasi : 20 
·         Cantumkan rata-rata itu pada grafik dengan membuat garis dari 3 menit ke-19 sampai ke-20 dengan bolpen sesuai warna grafik ke-3 
·         Tuliskan bilangan rata-rata itu di sebelah kanan garis yang dibuat
Menghitung Tinggi 
·         Gunakan bolpen biru 
·         Cari jumlah tiap tiga menit yang tertinggi, beri tanda ↑ di bawahnya
·         Cari jumlah tiap tiga menit yang terendah, beri tanda ↓ di bawahnya 
·         Kurangkan jumlah tertinggi dengan jumlah terendah, tulis hasilnya pada kolom tinggi sesuai norma

Menentukan tempat puncak 
·         Gunakan bolpen biru 
·         Jumlah tiga menit tertinggi merupakan puncak prestasi 
·         Carilah pada 3 menit yang keberapa puncak itu terjadi (lihat angka 1-20 di atas grafik) 
·         Tulis puncak itu pada kolom tempat puncak sesuai norma 
·         Jika terdapat lebih dari 1 puncak, semua puncak harus dituliskan pada tempatnya sesuai norma

Menghitung penyimpangan 
·         Gunakan bolpen biru
·          Hitung hanya pada kolom ke-3 sampai ke-18 
·         Cari selisih antara grafik dasar (warna biru/ hitam untuk dewasa) dengan grafik rata-rata (warna merah). Hasil merupakan bilangan mutlak dan tulis di atas tiap kolom. 
·         Cari rata-rata simpangan
                               ∑ simpangan                
            Si         = ----------------------- x 100%
                              16 x rerata

Menghitung kesalahan 
·         Gunakan bolpen biru 
·         Yang dihitung adalah kesalahan yang terjadi pada kolom ke-13 sampai ke-20
·         Rumus:   
                                 ∑salah
                        Sa  = ---------   X 100%
                                    400
·         Tulis hasilnya pada kolom kesalahan sesuai norma 
·         Jika jumlah prestasi ≥ 4000 hitung juga kesalahan pada kolom 39 & 40 
·         Rumus
                                   ∑salah
                        Sa  =   ---------   X 100%
                                     100


Menghitung pembetulan 
·         Gunakan bolpen biru
·         Yang dihitung hanya pembetulan yang dilakukan pada kolom ke-13 sampai ke-20 
·         Rumus
                                  ∑dibetulkan
                        Dib  = ----------------   X 100%
                                        400
·         Tulis hasilnya di kolom pembetulan sesuai norma

INTERPRETASI/DIAGNOSIS TES PAULI 
·         Kesiap-siagaan: titik awal 
·         Penyesuaian diri : jumlah keseluruhan/grafik keseluruhan 
·         Stabilitas emosi : penyimpangan 
·         Daya tahan : jumlah keseluruhan/jalannya grafik scr keseluruhan
·         Energi kerja : jumlah keseluruhan 
·         Ketelitian : jumlah kesalahan/jumlah pembetulan 
·         Konsentrasi : jumlah keseluruhan/jumlah kesalahan & pembetulan 
·         Kemauan : jumlah keseluruhan/jalannya grafik atau ketinggian (kalo hasilnya dibawah) 
·         Pengarahan energi kerja : titik akhir harus lebih tinggi dari titik awal

Pedoman Menafsirkan Tes Pauli 
·         Mula-mula tetapkan dulu taraf Pauli (jumlah dan grafiknya) 
·         Kemudian interpretasikan dari grafik, bergerak dari kiri ke kanan 
·         Setelah itu mulai dari aspek yang menonjol dari subjek atau ciri khas subjek

Menetapkan Taraf Pauli 
·         Taraf Pauli dilihat dari jumlah total dan bentuk grafik 
·         Jumlah menunjukkan kesediaan kerja dan potensi yang dimiliki 
·         Grafik menunjukkan kualitas kerja, yaitu bgmn penyebaran tenaganya (daya tahan) terlihat dari menanjak atau tidaknya pada kurun waktu selanjutnya

Taraf Pauli atau Taraf Keseluruhan 
·         Baik (++): Jumlah besar (rata-rata ke atas) --- Grafik menanjak
·         Buruk (--): Jumlah kecil di bawah rata-rata --- Grafik lebih banyak menurun atau campuran (cenderung ke arah buruk) 
·         (+-) dan (-+): Bila grafik atau jumlahnya negatif, maka diinterpretasikan secara terpisah antara jumlah dan grafik. Hati-hati terhadap kontraindikasi! 

Kebermaknaan dan Keuntungan Tes Pauli
Tes PauIi mempunyai makna yang penting karena :
a.       Tes Pauli merupakan alat diagnostik yang dapat dipercaya untuk memeriksa batas-batas perbedaan individu.
b.      Tes Pauli dapat untuk mendiagnosis perbedaan kostitutif. Hal itu antara lain didapat dari hasil pemeriksaan yang menggunakan tes Pauli. Hasil itu antara lain menunjukkan bahwa daya tahan wanita lebih besar dari pria, keajegan prestasi orang desa lebih tinggi dari orang kota, dan sebagainya. Hal-hal tersebut juga menunjukkan bahwa tes Pauli bisa dimamfaatkan untuk pemahaman psikologi sosial.
c.       Tes pauli merupakan usaha pemeriksaan prestasi yang cukup baik.
d.      Tes Pauli dapat digunakan untuk orang yang menderita luka/gangguan diotak, misal terkena tembakan dikepala. Hasilnya menunjukkan bahwa luka pada “parietal” dan “frontal” menunjukkan kurangnya prestasi yang besar, sedang luka pada “occipital” menunjukkan kurangnya prestasi yang tak terlalu besar (paling minimal).
e.       Tes Pauli dapat digunakan sebagai metode untuk mengetahui pengaruh peransangan dari luar (misal narkotika).
f.       Tes Pauli dapat digunakan sebagai diagnostik untuk mendeteksi anak-anak yang sukar dididik. Pada tes itu terdapat kurve dengan bentuk-bentuk tertentu untuk mereka yang terhambat perkembangannya. Untuk mereka yang tidak mempunyai pendirian (Hatloso) dan mereka yang lemah diri.
g.      Tes pauli ini digunakan sebagai metode pemeriksaan untuk orang yang buta meskipun prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang normal berkurang, akan tetapi prestasi individuil masih terlihat didalam tes sebagai prestasi orang yang normal.
h.      Tes Pauli digunakan sebagai dasar tipologi kepribadian.
i.        Tes Pauli ialah suatu metode experimental untuk mendapat pengaruh sikap kerja terhadap prestasi kerja.
j.        Tes Pauli merupakan alat pembantu experimental yang menjadi dasar untuk diagnostik karakterologi.

Salah satu segi keuntungan dari tes pauli adalah menghilangkan variabel penting yang biasanya dapat disembunyikan atau pura-pura (faking) dari subjek misal : sifat malu-malu, yang biasanya sukar dihindari, pada tes ini tidak begitu berpengaruh pada percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Semenatra kelemahan tes ini adalah membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 60 menit dan tes ini tidak cocok untuk testi yang tidak bisa berhitung.

Penutup
                 
                  Meskipun tes Pauli banyak mengukur sikap kerja namun tes Pauli tetap digolongkan tes kepribadian karena unsur yang paling kuat dalam tes Pauli adalah kemauan. Tes Pauli bertujuan untuk melihat hasil kerja yang dipengaruhi oleh: daya tahan, ketekunan, dan ketelitian. Hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting. Seseorang bisa mencapai/ menghasilkan sesuatu dengan melakukan kegiatan-kegiatan/ bekerjadalam suatu kerja selain dibutuhkan kemauan juga harus didukung oleh faktor stabilitas emosi dan ketahanan dalam bekerja. 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

ribet banget bahasanya bang, pusing

putri mahmud dewa mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

Komentar Terakhir

Daftar Isi